Coklat Panas, Senja dan Hujan :)

Senja baru saja bercerita tentang Ilalang di musim kemarau. Ilalang yang meranggas ditebas mimpi hujan yang tak kunjung datang.

Yang Terbaik Bagimu.

Teringat masa kecilku, kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu.. Buatku melambung,
disisimu terngiang, hangat nafas segar harum tubuhmu
kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu

kau ingin ku menjadi yang terbaik bagimu,
patuhi perintahmu, jauhkan godaan yang mungkin kulakukan
dalam waktuku beranjak dewasa,
jangan sampai membuatku terbelenggu jatuh dan terinjak

Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji takkan khianati pintanya

Ayah dengarlah, betapa sesungguhnya kumencintaimu
Kan kubuktikan ku mampu penuhi maumu

Andaikan detik itu, kan bergulir kembali
Kurindukan suasana basuh jiwaku
Membahagiakan aku, yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati.

Lagu buat papah.

Sudah Lewat Senja



Woa. Entah apa yang saya lewatkan. Tiba-tiba saja Maret sudah lewat setengah. Hari-hari saya tertumpuk dalam deadline di antara mata kuliah yang bejibun. Entah dengan cara bagaimana, Februari diam-diam permisi. Sementara, tanpa saya sengaja, Maret pun kehadirannya tak terindahkan. Kini, setengah darinya tak termaknai.


Woah. Mungkin naif. Jika saya ingin waktu membeku. Sebentar saja. Atau, mencoba memutarnya berjalan mundur. Mengembalikan hari-hari yang terselip di antara deadline dan tek tok keypad laptop. Naif, bukan?

Sementara saya tahu. Waktu--dengan segala takdirnya--tidak dihadirkan untuk menunggu. Ada gegas bersamanya. Ada ketergesaan yang menyertainya. Alasan apa pun, tak akan membuatnya kembali. Dia merebut orang-orang, dia merebut ruang pergi bersamanya. Mengubah mereka menjadi orang-orang asing. Dan, melabeli teman-teman saya dengan nama kedewasaan.

Tapi, lagi-lagi, dengan entah bagaimana, saya berharap semua orang tidak lekas dewasa. Dan, saya takut ditinggalkan. Karena saya, tidak pernah ingin jadi dewasa. Saya tidak mau terasing di dunia yang asing. Dewasa adalah negeri paling asing, yang sedapatnya akan saya jauhi.

And, now, saat Februari tak menyisa dan Maret sudah setengah. Saya tahu, saya sedang larut dalam ketergesaan itu. Pusaran waktu membawa saya ke ruang terasing. Ruang, tempat satu sama lain sibuk dengan urusan amsing-masing. Tidak ada jeda. Tidak ada hela. Sapa yang sesekali lewat dalam ruang itu hanya intermezo. Ruang bernama kedewasaan itu membuat kita tak lagi saling mengenal, bahkan dengan diri sendiri.

Naif, bukan? Tetapi, bukankah semua kita adalah naif? 

Lagi Pengen..

1. Iguana Blue Diamond
Waktu jaman SMA mau beli ini, tapi tiba-tiba bokap bilang, "Itu jelmaan monster". Sampe sekarang masih belum keturutan, gara-gara belom punya rumah sendiri. Huhu


2. Baju Renang
Yang ini sebenernya udah punya. Dan karena ada sebuah tragedi, baju renang gue jadi bolong di ketek. Jadi, yah nyokap gue nggak sengaja ngelobangin pake setrikaan. Itu aja.

3. Fixie
Yang ini nih yang lagi ditabung duitnya. Besok awal semester 3 mudah-mudahan udah bisa bawa ini ke kampus. Amiiin.



3. Jam Tangan Rolex
Semoga bisa nemu di jalan. Atau di kamar mandi umum. Atau tiba-tiba jatuh dari langit. Amin.


4. Raket Tennis
Semenjak dikatakan bisa main tennis, jadi pengen punya raket sendiri. Ayo ras nabung!!



5. Kacamata Renang Speedo
Ini mau banget beli. Tapi belom ada uang di dompet maupun di bawah kasur :"


6. Coklat
Nah, ini cukup buat malem ini.

Oke, sebenernya masih banyak yang gue mau. Namanya juga manusia. Namanya juga idup kan yaelah~
Dan, gue ucapin selamat hari sabtu malam para kaum-kaum gue jomblongenes
Selamat malam semua.
With love
Laras :)




Bila Aku Jatuh Cinta

Bila ku jatuh cinta,
aku mendengar nyanyian seribu dewa-dewi cinta
menggema dunia.

Bila ku jatuh cinta,
aku melihat matahari kan datang padaku
dan memelukku dengan, sayang.

Bila aku jatuh cinta,
aku melihat sang bulan,
kan datang padaku dan menemani aku..
Melewati dinginnya mimpi.
Melewati dinginnya mimpi.

Bila aku jatuh cinta,
jatuh cinta.. bersama dirimu..
Peluk aku, ciumlah aku, sayang.


Aku Jatuh Cinta Kepadamu dengan Telak!


Aku..
Dengan ketidakpastianku.
Aku..
Dengan semua harapanku.
Semua menyatu dalam lekukan Kesakitan rasa, yang begitu dalam menginginimu.
Berikan aku jawaban, apapun itu.
Berikan aku pertanda, bagaimanapun itu.
Apa kau tau apa rasanya menunggu?
Apa kau tau apa rasanya tersiksa?
Apa kau tau bahwa mencintaimu itu sesuatu yang indah?
Apa kau tau bahwa merindukanmu itu sesuatu yang membuat gundah?
Sampai kapan..
kau akan diam tak bergeming,membiarkan aku merasakan ini sendiri?
Sampai kapan..
Kau sanggup melihat aku meronta melawan rasa kesepianku?
Kau..
Menghasilkan nada bahagia 
Kau..
Menelurkan lagu ceria
Kau..
Melahirkan irama cinta
Kau..
Kuinginkan pada akhirnya 

Tertanda,

Dia.