Coklat Panas, Senja dan Hujan :)

Senja baru saja bercerita tentang Ilalang di musim kemarau. Ilalang yang meranggas ditebas mimpi hujan yang tak kunjung datang.

Lagi-lagi 5cm

Nggak tau gimana, yang pasti ini bukan suatu kesengajaan di mana angka 5 menjadi angka yang fenomenal buat gue. Kalo nggak percaya coba liat judul postingan gue sebelumnya, semua serba 5, atau jangan-jangan.. Angka 5 adalah kutukan buat gue, dimana setiap ada angka 5 gue selalu sial, padahal tanggal ulang tahun gue sendiri tanggal 5! Ah mulai ngaco gue!

Oke, gue mau cerita bagaimana 5cm yang satu ini. Postingan ini sangat berbeda dengan postingan sebelumnya, karna ini tentang kehidupan gue, dan bukan resensi sebuah novel. Bagaimana 5cm ini terjadi? Simak cerita di bawah ini..





Yah seperti yang kalian tau, gue udah mau lulus, itu artinya gue harus cepet2 nyari suami perguruan tinggi (kalo bisa negri), kebetulan nih, Bokap nyuruh gue daftar AKPOL. Ya itu cita2 gue waktu SMP. Dengan ketidakyakinan gue dengan pasrah mendaftarkan diri. Ternyata mendaftar Akpol tidak semudah menyalakan kompor <-- hanya untuk kompor gas. Gue mulai repot, repot banget, syarat2nya banyak. Nih syarat2nya:

1. Ijasah SD, SMP, SMA  (Gue udah siap yang ini)
2. Legalisir KK, KTP, ASKES (Harus ke catatan sipil dulu)
3. Surat keterangan dokter (Di sini gue sempet adu mulut sama dokternya)
4. SKCK, yang tahapnya melalui RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, Polsek, Polres

Itu semua udah gue siapin selama 2 hari. gue bolak-balik sana-sini, jungkir balik gak keruan, padahal jarak masing2 tempat jauh2 semua, dan semua itu butuh UANG men!! Di sini gue udah mulai niat, gue mulai semangat dan bener-bener pengen masuk AKPOL. Hari terakhir, gue menyerahkan semua berkas2 tersebut ke Polres Semarang. Dengan harapan dan Doa yang selalu gue ucap ketika masuk ke ruangan manapun, sampai akhirnya di ruangan Personil polisi, gue bercakap-cakap dengan polisi di depan gue:

Pol: 'Rumahnya mana mbak?'
Gue: 'Mijen Pak, kenapa ya?'
Pol: 'Kalau dari sini 10 menit ya? Mbaknya pulang aja dulu ganti pakai seragam OSIS'
Gue: (udah mulai gelagepan, belum apa2 udah di usir) 'Aduh tolong ya Pak, saya udah terlanjur sampe sini'
Pol: 'Yasudah lain kali kamu pake seragam. Sini kamu berdiri saya ukur tinggi sama berat kamu'
Gue: 'Nggak usah Pak, saya tadi udah ngukur di rumah, tinggi saya pas 160cm kok (Gue jelas bgt lagi bo'ong)
Pol: 'Udah sini saya ukur.'
Gue diem dan nurutin, sampe akhirnya kebohongan gue terungkap, ternyata tinggi gue cuma 155cm, kurang 5cm lagi untuk lolos pendaftaran AKPOL. Orang2 kepolisian tentu aja ngetawain gue, dan mereka nyuruh gue terapi. Di sini gue mulai mikir, kayaknya ini emang bukan jalan buat gue, semua terlalu tergesa-gesa dan nggak ada persiapan dari lama. Mau nyesel tapi nggak ada fungsinya. Gue cuma berharap Tuhan punya jalan yang lebih baik lagi buat masa depan gue selain di AKPOL. Semua hal itu pasti akan indah pada waktunya, dan sekarang belum waktunya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar