Coklat Panas, Senja dan Hujan :)

Senja baru saja bercerita tentang Ilalang di musim kemarau. Ilalang yang meranggas ditebas mimpi hujan yang tak kunjung datang.

Untukmu yang mungkin telah melupakan aku..


Surat ini khusus kualamatkan ke rumah hatimu, tempat yang pernah kukunjungi tapi tak pernah kutahu alamat detail dan daerah spesifikasinya. Entah mengapa, saat menulis ini, aku ingat kali pertama pertemuan itu terjadi. Aku ingat betul detail kalimat yang kau ucapkan sehangat desah angin. Aku tak melupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara kita. Dan.. aku selalu ingat bagaimana caramu dan caraku menikmati detik yang berganti menjadi menit. Bagaimana usahaku dan usahamu untuk menghargai menit yang berganti menjadi jam. Nyatanya, aku belum benar-benar membuang semua tentangmu dari otakku.



Untukmu, pria yang terpisah hanya beberapa kilometer denganku

Kamu ingat sekarang tanggal berapa? 21 Mei 2012, apakah tanggal 21 masih menjadi tanggal yang begitu spesial untuk kita? Setelah tangan perpisahan menyebabkan kita saling menjauh. Setelah kata putus menjadi kesepakatan terbaik untuk kita berdua. Benarkah semua yang kita sepakati adalah hal terbaik? Apakah kamu merasakan bahwa hidupmu jauh lebih baik ketika perpisahan kita terjadi? Apakah hari-harimu masih berjalan normal? Ketika aku tak lagi mengisi hari-harimu? Aku tak menuntutmu untuk menjawab jika pertanyaanku malah membuatmu seakan-akan terlempar ke masa lalu. Seperti perkataanku dulu, bahwa aku tak akan menyakitimu dengan tanganku, dan aku tidak akan menyia-nyiakan kamu, walaupun perpisahan tetap saja jadi pilihanku dan pilihanmu.

Beberapa bulan ini, aku memang tak tahu kabarmu, bagaimana keseharianmu dan sekolahmu. Tapi, pentingkah hal itu kulakukan? Aku sudah melindungimu dalam kenangan, cukupkah? Aku selalu melindungimu dalam pikiran, pantaskah? Aku selalu mengaliri hari-harimu dengan doa, masih bolehkah?
Aku kangen kamu. Aku rindu rumahmu dan sepeda motormu. Aku rindu saat dimana kita bicara dan duduk di ruang tamu. Aku rindu saat kamu berbaring di pahaku dan aku mengusap lembut wajahmu. Saat kamu menari di hadapanku. Saat kamu memelukku, saat kamu meciumku, saat kamu mengatakan kepadaku bahwa aku wanita terbaik yang pernah kamu miliki. Saat kita terpisah ratusan kilometer. Saat kita berdua tersiksa dengan rindu. Aku selalu percaya bahwa rindu selalu punya jalan pulang. Jalan itu ada di hatimu, meletup dalam nafasmu, merasuk melalui nadimu. Jujurku menenggelamkan kemunafikanku. Nyatanya, aku (masih) merindukanmu.

Akan ada banyak hal yang membuatku tak bisa melupakan kota Ungaran. Ada beberapa hal yang akan selalu kurindukan dari kotaku, salah satunya adalah… senyummu.

Dari mantan kekasihmu
Yang sedang menyelamatkan mimpi-mimpinya
Yang masih mencium aroma tubuhmu di tubuhnya
Kalau kita masih bersama
Tepat hari ini hubungan kita berusia satu tahun lebih satu bulan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar