Coklat Panas, Senja dan Hujan :)

Senja baru saja bercerita tentang Ilalang di musim kemarau. Ilalang yang meranggas ditebas mimpi hujan yang tak kunjung datang.

The One

Saya merenungkan semua yang terjadi beberapa tahun terakhir ini. Dan berpikir, kenapa orang mengatakan bahwa setiap orang harus memiliki 'The one' agar bisa merasa sempurna. Saya terinspirasi dari blog populer milik Raditya Dika. Setelah membaca artikel tersebut otak saya berputar cepat. The One. Satu kata itu membuat saya berpikir seharian penuh.

Bagaimana seseorang tahu bahwa seseorang itu adalah The one?

Suatu ketika, saya bercerita kepada salah satu teman. Tentang masalah The one ini. Saya bertanya, ketika saya sudah tidak berhubungan lagi dengan seseorang, namun perasaan saya masih terus merengek-rengek untuk berkelut dengen sesuatu yang saya sendiri tidak tahu harus menyebutnya bagaimana. Ketika saya tahu dia sudah bersama orang lain, seperti ada rudal yang tiba-tiba menembus dada. Dia (teman saya) menjawab, "Buka saja hati kamu, lalu lihat sekeliling kamu".

Dan sekarang, saya sedang terjaga di lobi lantai 2 Paviliun Garuda. Saya mulai berpikir lagi. Saya rasa, ada yang menyentuh hati saya. Laki-laki ini masuk ke dalam kehidupan saya dengan cara yang tidak terduga. Laki-laki ini seolah merobohkan semua pandangan saya. Membuat saya kembali tidak bisa tidur, dan terus menatapnya sampai tatapan kami bertemu lalu sengaja di kunci oleh alam.

Cosmological Coincidence.
Saya pikir alam sengaja mempertemukan kami. Pertemuan kami hanya sebatas pandangan, dan pembicaraan tentang kondisi eyang saya saat itu. Iya, saya tertarik kepada seorang perawat! Lucunya, semua keluarga besar saya mendukung saya, bahkan eyang saya memberikan persetujuan. Aku tertawa keras saat mengingat saat-saat membahagiakan seperti ini.

Halte BRT..
Hari ini saya pulang ke rumah. Eyang juga sudah pulang.
Saya menangis, sangat dalam. Bagaimana bisa laki-laki yang baru saya kenal membuat saya menangis. Saya tahu, di sini air mata saya sia-sia. Yang dibutuhkan adalah kedewasaan. Segalanya memang terasa manis walaupun teramat asing.

Jaga senyum kamu.. Putra. Senyum itulah yang menyadarkan saya bahwa kamu ada. Kamu ada di mata, pikiran, dan hati saya. Sepenuhnya :)
Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar