Akulah orang asing di mata cinta.
Akulah ketidakpastian di setiap jawaban yang tertulis nyata.
Akulah ketakutan di tapal batas cinta yang mencium maut.
Sebut saja itu aku.
Tak ada alamat pasti di nadiku yang berdetak menghitung rindu.
Tak ada rumah, tempatku berpulang menyemayamkan setiap gelisah yang datang.
Tak ada tujuan, tempat bahagia dan sedihku bermuara.
Sampai akhirnya kau datang, tiba-tiba.
Kamulah pengantinku di mata cinta.
Kamulah kepastian di setiap jawaban yang kuiba.
Kamulah keberanian di tapal batas cinta yang menciumi titik titik kerinduan.
Sebut saja itu kau,
di mataku
di mata cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar